Guyonan Gus Baha', Sopir Panik Saat ke Acara Haul KH Hamid Pasuruan, Malah Diajak Guyonan Gus Baha'


 Ceramah dan kajian soal Islam yang disampaikan oleh Gus Baha' sekarang semakin banyak dicari orang.

K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha' yang lahir di Sarang 15 Maret 1970 , Rembang, Jawa Tengah ini adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang pengajiannya sering viral dan menjadi trending di Youtube.

Gus Baha' dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an, namun tetap membumi alias hidup sederhana .

Kesederhanaan Gus Baha' dibuktikan saat beliau berangkat ke Pondok Pesantren Sidogiri untuk melangsungkan upacara akad nikah yang telah ditentukan waktunya.

Gus Baha' berangkat sendiri ke Pasuruan dengan menumpang bus kelas ekonomi. Kesederhanaan beliau bukanlah sebuah kebetulan, namun merupakan hasil didikan ayahnya semenjak kecil.

Setelah menikah, Gus Baha' mencoba hidup mandiri dan menetap di Yogyakarta. Selama di Yogya, beliau menyewa rumah untuk ditempati keluarga kecilnya.

Bahkan setiap kali mengisi pengajian di Jawa Timur, seperti di Jember, Situbondo, Kediri, Surabaya maupun di Sidoarjo, Gus Baha' bisa dipastikan dari Rembang menumpang bus umum menuju terminal Purabaya Surabaya.

Di Terminal Bungurasih (Purabaya) inilah Gus Baha' dijemput oleh pengikut setianya atau pendampingnya, yakni Muhaimin alias Cak Muhaimin, biasa penulis memanggilnya.

Bahkan Gus Baha' juga mamang Pak Muhaimin dengan panggilan Cak Imin.

Kisah ini dituturkan olah Cak Muhaimin berawal ia mendapat telephone dari Gus Baha' agar menjemputnya di Terminal Bungurasih, karena dia akan mengisi pengajian di Pasuruan dalam rangka Haul KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar, pada tanggal 26 Oktober 2020 lalu.

Waktu itu, pas ada acara Haul KH Hamid Pasuruan, saya sudah confirm untuk nderekaken (mengikuti) beliau. Tapi tiba-tiba saja malamnya saya terjatuh dari motor. Kaki saya terkilir hampir tidka bisa jalan," cetus Cak Muhaimin yang juga Owner di Smartindo in cooperation with Dongwon Korea tersebut.

Karena sudha janji dan tidka mau mengecewakan Gus Baha' maka Cak Muhaimin mencari sopir yang bisa menggantikannya.

"Saya minta Hafid, cucu ponakan saya untuk jadi driver menggantikanku dan mengantarkan Gus Baha' besok ke Pasuruan acara Hau KH. hamid," ujarnya.

Kendati baru pertama kali mengikuti atau menjadi sopir 'dadakan' Gus Baha' ternyata Hafid mendapat pujian dari Gus Baha'.

Alhamdulillah Gus Baha' suka dengan haluan nyopirnya Hafid hingga bisa terlelap saat saat perjalanan menuju Pasuruan," kat Cak Imin.

Bahkan saat bangun dari tidur di mobil , Gus Baha' berencana akan menggunakan jasa Hafid lagi, karena dinilai bagus dalam haluan.

Fid mengko aku lek teko Sidogiri moleh Narukan butuh sopir siap yo (Kalau nanti saya dari Sidogiri mau pulang ke Narukan membutuhkan sopir, kamu siap ya?)," ujar Gus Baha' saat ngelilir dari tidurnya dalam perjalanan menuju Pasuruan.

Dengan nada semangat Hafid menjawab tantangan Gus Baha' tersebut.

"Siyap Gus," jawab Hafid singkat.

Seperti biasa sebelum sampai di acara, kebiasaan Gus Baha' berhenti di masjid terdekat untuk k ke toilet, lalu berwudlu dilanjutkan sholat sunnah.

Atau kalau pas waktunya ya menjamak qoshor sholat wardlu kadang juga nderes (membaca) Al Quran sebentar," ujar Cak Imin.

Gus Baha' meminta mencari masjid yang sepi agar tidak merepoti para muhibbin (pecinta/penggemar).

"Kalau masjid yang rame banyak yang meminta selfie, "imbuh Cak Imin.

Saat memasuki Pasuruan, Hafid sudah beberapa kali hendak mampir ke masjid yang dituju selalu ramai, para jamaah. Hal itu bisa dimaklumi, karena hari itu pas Haul KH Hamid. Jadi seluruh seluruh kota Pasuruan penuh dengan jamaah.

Jamaahnya menyemut ngalap berkah mbah Hamid.," jelas Cak Imin.

Saat itu Hafid panik masjid mana lagi ya. Karena sudah dekat arena acara akhirnya Hafid memberanikan diri tanya Gus Baha'.

"Gus niki ten pundi mampir Masjidnya nya Njih, rame sedoyo," kata Hafid.

Mendapat pertanyaan seperti itu Gus Baha' pun menjawab dengan enteng.

" Aku Kyai kok kongkon mikir dalan (Saya Kiai kok disuruh mikir mencari jalan," kata Gus Baha' sambil berkelakar.

Kowe dadi sopire Gus Najih dijotos (kalau kamu jadi sopirnya Gus najih bisa dipukul) hee heee...heee... Ternyata Gus Najih pernah punya cerita serupa sopire didukani entek-entekan karena tanya harus lewat mana," ujar Gus baha' sambil tertawa dan guyoni Hafid yang saat itu sedang panik mencari Masjid untuk memberikan Waktu Gus Baha' beristirahat.


Kita ketahui, selain terkenal dengan kealimannya, Gus Baha’ juga masyhur sebagai kiai yang selalu ceria dalam menyampaikan pelajaran kepada pada jamaah.

Gus Baha selalu menyampaikan agama dengan humor. Kiai dengan muhibbin (pecinta/penggemar) yang tersebar seantero Nusantara ini kerap menyisipkan guyonan-guyonan (komedi) ringan dalam pengajiannya, khas kiai pesantren, khususnya dalam materi tentang keikhlasan.

Dalam sebuah pengajian, Gus Baha' pernah dawuh, orang yang datang ke majelis ilmu itu belum tentu semuanya dalam keadaan hati yang tenteram.

Ada kalanya mereka sedang memendam kesusahan, kesedihan, dan lain sebagainya.

Wong sing ngaji iku yo ono sing kakehan utang, ono sing diamuk bojone, terus milih ngaji (Orang yang mengaji itu juga ada yang punya banyak utang, ada yang dimarahi istrinya, kemudian memilih mengaji). Nah, orang-orang yang termasuk dalam golongan tersebut bisa jadi lebih membutuhkan saran yang setidaknya bisa sejenak membuat tenang hidupnya. Bukan malah mendapatkan saran yang semakin membuat hidupnya tertekan. Harapan selanjutnya ialah mereka bisa merasakan nikmatnya mengaji, merasakan nikmatnya mempelajari ilmu-ilmu Allah SWT, serta menjadikan mengaji dan mempelajari ilmu-ilmu Allah sebagai jalan ketenangan dalam menjalani kehidupan," kata Gus Baha'.

Siapa sangka, ternyata guyonan menurut Gus Baha' itu dapat dijadikan sebagai formula untuk merangsang keikhlasan seseorang dalam beramal.

Untuk mendukung argumentasi tersebut, beliau menyebutkan makalah Said bin Abdurrahman az-Zubaidi, sebagaimana yang dikutip Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin.

Hal itu dialami Hafid, kendati dia panik mencari masjid, toh Gus Baha' tetap memberikan guyonan atau humor yang menyegarkan dan bisa dijadikan masukan atau pelajarabn ke depan.

Karena banyak mendapat ilmu dan pelajaran dari Gus Baha' dan hatinya merasa senang, maka hari itu Hafid berniat beramal mesin photo copy ke Ponpes Narukan yang diasuh Gus Baha'.

Kita ketahui Gus Baha' dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha’ merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur'an.

Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha’ menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Belum ada Komentar untuk "Guyonan Gus Baha', Sopir Panik Saat ke Acara Haul KH Hamid Pasuruan, Malah Diajak Guyonan Gus Baha'"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel