Kisah Mualaf Penuh Tato Mengislamkan Ayah dan 5 Sahabatnya

  


 Yohanes Kusnaryo atau yang sering disapa Naryo adalah seorang mualaf sejak tahun 2011. Hal itu ia lakukan untuk dapat memenuhi syarat administrasi menikahi seorang perempuan yang beragama Islam.

Namun, setelah masuk Islam, perilaku Naryo semakin menjadi-jadi karena tidak pernah menjalankan ibadah salat, memakai narkoba sampai membuat tato di kedua tangannya.

Naryo berdalih tidak pernah salat karena tidak ada yang membimbingnya.

"Jadi setelah syahadat itu saya dikasih buku panduan salat. Tapi saya enggak ngerti dan enggak ada yang memandu, jadi saya tinggalkan itu buku," kata Naryo.

Naryo kemudian menjadi rajin dalam ibadah ketika dirinya bermimpi dibakar dan disiksa namun tidak ada yang menolongnya.

"Teman saya bilang kalau itu hanya mimpi. Saya pun juga mengabaikan. Jadi, saya tetap lanjutkan maksiat itu," kata Naryo.

Dari kejadian itu, Naryo juga aktif mengikuti kajian Islam pada 2017 dan mendapatkan umrah gratis saat mengikuti salah satu kajian Islam yang ia jalani.

"Awalnya saya bengong enggak bisa berkata apa-apa. Tapi pas jamaah bertakbir di situ, saya baru nangis. Satu jam lebih kajian sampai selesai saya masih nangis," tuturnya.

Ketika berada diKisah Mualaf Marcell Siahaan yang Sempat Agnostik, Masuk Islam usai Lihat ART Salat, Naryo berdoa di hadapan Kakbah dan meminta kepada Allah SWT agar sang ayah juga diberi hidayah untuk dapat memeluk agama Islam.

Sepulangnya Naryo dari Umrah, bukan hanya sang Ayah yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Tapi teman perempuan yang Naryo kenal melalui Facebook juga teman SMP-nya juga turut masuk Islam.

Bahkan, suami dan anak dari teman perempuannya itu ikut bersyahadat.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Mualaf Penuh Tato Mengislamkan Ayah dan 5 Sahabatnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel