Mengenal Mbah Fadhal, Sosok Ulama yang Sederhana Sampai Tidak Dikenali Saat Takziah Ketika Ayahanda Mbah Moen


 Banyak ulama Nusantara yang memiliki kekhasan masing-masing dalam hidupnya. Baik dari penampilan dan lain sebagainya.

Terkadang sebagian ulama Nusantara memiliki ciri khas rambutnya gondrong, pakaiannya sederhana seperti Gus Maksum Jauhari yang rambutnya sampai tidak bisa dipotong.

Selain Gus Maksum, ada banyak sekali ulama Nusantara yang jika dilihat dari pakaiannya sangat sederhana. Bahkan dari saking sederhananya, banyak orang yang tidak mengenalinya.

Hal itu karena pakaian yang digunakan oleh sebagian ulama Nusantara sangat tidak menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang ulama.

ada sosok ulama Nusantara yang sangat sederhana sekali ketika mengenakan pakaian.

Sosok ulama Nusantara tersebut adalah Kiai Abul Fadhal bin Abdul Syakur atau yang kerap disapa Mbah Fadhal oleh masyarakat.

Mbah Fadhal ini berasal dari Senori Tuban, Jawa Timur. Ia dikenal dengan sosok ulama Nusantara yang sangat sederhana sekali dalam mengenakan pakaian.

Sehingga dari kesederhanaannya tersebut, Mbah Fadhal sampai tidak dikenali oleh orang-orang. Hal tersebut sebagaimana yang terjadi saat Mbah Fadhal takziah.

Kala itu, ayahanda KH Maimoen Zubair yakni KH Zubair Dahlan wafat dan Mbah Fadhal datang ke rumah Mbah Moen untuk takziah atas wafatnya KH Zubair Dahlan.

Ketika datang untuk takziah ini tidak ada satu orang pun yang mengenali Mbah Fadhal. Karena waktu itu, pakaian yang dikenakan oleh Mbah Fadhal sangat lusuh.

Kopyah hitamnya juga sudah berubah warna dari hitam ke merah. Sehingga dengan pakaian yang sangat sederhana itu, orang-orang yang memandang Mbah Fadhal seakan tidak peduli.

Tapi, setelah Mbah Moen menyambut Mbah Fadhal dengan mencium tangan dan menempatkan Mbah Fadhal pada tempat yang layak, baru orang-orang tahu kalau Mbah Fadhal adalah seorang ulama.

Meskipun Mbah Fadhal dikenal sebagai ulama Nusantara yang sangat sederhana, ternyata ulama Nusantara ini adalah guru dari ulama-ulama besar.

Ulama besar yang pernah belajar kepada Mbah Fadhal adalah KH Sahafl Mahfudz, KH Maimoen Zubair, KH Faqih Langitan, KH Hasyim Muzadi, KH Dimyati Rois dan lain sebagainya.

Kapasitas keilmuannya memang tidak diragukan karena Mbah Fadhal mampu mengarang beberapa kitab dengan bahasa Arab yang sangat sempurna.

Terlepas dari itu semua, Mbah Fadhal juga sama-sama manusia biasa yakni punya anak dan keluarga yang harus Mbah Fadhal nafkahi.

Oleh karena itu, Mbah Fadhal juga bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan kebutuhan pribadinya. Sementara pekerjaan yang dilakukan oleh Mbah Fadhal sangat banyak.

Di antaranya adalah buruh jahit, penjahit bahkan Mbah Fadhal pernah jualan benang. Lokasi dagangnya pun terbilang sangat jauh, tapi hal itu dilalui begitu saja oleh Mbah Fadhal.

Menurut cerita yang masyhur, saat menjual benang dengan dipikul Mbah Fadhal sering berjualan ke daerah Kerek Tuban sampai Sedan Rembang.

Jarak yang sangat jauh itu oleh Mbah Fadhal ditempuh dengan jalan kaki sambil memikul dagangannya yakni benang.

Selain berjualan benang, Mbah Fadhal juga pernah jualain kain, buka toko, reparasi sepeda pancal dan sepeda motor. Bahkan Mbah Fadhal juga pernah membuat barang-barang elektronik, padahal sebelumnya Mbah Fadhal tidak pernah belajar ilmu elektronik sama sekali.

Menjadi bos bercak, mendirikan pabrik rokok juga pernah dilakukan oleh Mbah Fadhal. Tapi, sayangnya setiap kali usaha yang dirintis oleh Mbah Fadhal ketika berkembang pesat, Mbah Fadhal langsung ganti pekerjaan lain yang dimulai dari nol lagi.

Hal tersebut semakin menguatkan keyakinan banyak orang bahwa Mbah Fadhal adalah sosok ulama yang zuhud dam penuh dengan kesederhanaan.

Tujuannya bekerja semata untuk beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT. Tidak pernah Mbah Fadhal punya niatan untuk mencari harta ketika jualan.

Sehingga dengan demikian, Mbah Fadhal memang benar-benar sosok ulama Nusantara yang sangat sederhana sekali. Bahkan orang-orang tidak mengenalinya saat berjumpa di luar.*

Belum ada Komentar untuk "Mengenal Mbah Fadhal, Sosok Ulama yang Sederhana Sampai Tidak Dikenali Saat Takziah Ketika Ayahanda Mbah Moen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel