Kiai As'ad Gelisah Ingin Punya Putra, Nabi Khidir Datang Beri Kabar Gembira Kehamilan Istrinya

  


 KH As'ad Syamsul Arifin Sukorejo Situbondo Jawa Timur adalah ulama kharismatik yang penuh keistimewaan. Santrinya ribuan tersebar di penjuru Nusantara.

Kiai As'ad, biasa disapa, merupakan saksi kunci lahirnya Nahdlatul Ulama (NU). Kiai As'ad adalah 'kurir' Syaikhona Kholil Bangkalan menyampaikan isyarat ke Tebuireng.

Perjuangan Kiai As'ad diakui negara sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 90/TK/Tahun 2016 tertanggal 3 November 2016.

Karena punya tanggungjawab besar di masyarakat, Kiai As'ad pada suatu kali merasakan sesuatu ada yang kurang dalam hidupnya. Yakni hadirnya sosok anak laki-laki yang diharapkan meneruskan perjuangan, khususnya di pesantren yang diasuhnya. 

Sepeninggal R. Aini dan R. Nasihin, Kiai As’ad tidak mempunyai putra laki-laki. Walaupun begitu, asa Kiai Asád untuk memiliki anak laki-laki tidak pernah pudar. Harapan besarnya, kelak pengganti sebagai pengasuh di PP Salafiyah Syafiíyah Sukorejo Situbondo adalah putranya yang laki-laki," tulis Doni Ekasaputra yang juga dosen Ma'had Aly Sukorejo Situbondo.

Ditegaskan juga, harapan Kiai As'ad itu memang cukup sukar, namun tidak mustahil. Kalau Allah subhanahu wa ta’ala sudah berkehendak, apa pun bisa terjadi. Bukankah kehamilan Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam terjadi di usia melebihi masa menopose?

"Benar! Lambat laun beragam isyarah kehamilan Nyai Zubaidah datang. Sependek yang saya tahu, setidaknya ada empat riwayat yang mengisahkan berita kehamilan Nyai Zubaidah," lanjutnya.

Empat riwayat itu dijelaskan sebagaimana berikut ini.

Kabar pertama, datang dari Ra Mahalli. Kabar itu diperolehnya dari Kiai Syamsul Arifin melalui mimpi.

Kabar kedua datang dari Nabi Khidir. Konon, Nabi Khidir bertamu ke dhalem Kiai Asád dan mendekapnya dari belakang sembari mengabarkan bahwa Nyai Zubaidah sedang mengadung putra laki-laki.

“Anda tidak usah gelisah dan sedih, istri panjenengan sekarang sedang hamil, saya Khidir.”

Bisik nabi Khidir dari belakang.

Berita ketiga dan keempat datang dari Kiai Nur Asembagus dan Bu Jati Arjasa. Di tempat dan waktu yang berbeda, keduanya melihat tanda bahwa Nyai Zubaidah hamil dan akan melahirkan putra laki-laki dari benjolan betis Bu Nyai.

"Berita yang bertubi-tubi ini membuat Nyai Zubaidah berinisiatif ke dokter untuk memastikan kebenaran berita tersebut. Ternyata, Alhamdulillah Nyai Zubaidah hamil dan 17 Nopember 1968 Kiai Fawaid lahir," tegasnya.

Menurutnya, setelah remaja Kiai Fawaid justru tidak boleh mondok. Hasrat Kiai Fawaid menghabiskan masa mudanya untuk nyantri di beberapa pondok kandas.

"Kiai Asád tidak merestuinya untuk ke luar mencari ilmu. Dari sini jelas bahwa tidak mondok itu bukanlah pilihan Kiai Fawaid, melainkan pilihan Kiai As’ad sang walinya Allah subhanahu wa taála," tegasnya.

Walau demikian, lanjutnya, Kiai As’ad malah memberikan pengakuan dan legalitas bahwa di masa depan Kiai Fawaid lebih hebat darinya.

"Begitu pernyataan kiai As’ad yang di saksikan langsung oleh almarhum Kiai Zainullah Johar, salah seorang santri senior yang terkenal dekat dengan Kiai As’ad waktu itu," pungkasnya.***

Belum ada Komentar untuk "Kiai As'ad Gelisah Ingin Punya Putra, Nabi Khidir Datang Beri Kabar Gembira Kehamilan Istrinya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel