Kaya Raya Tiap Hari Shalat Seribu Rakaat, Rahasia Hidup Cucu Nabi yang Jadi Penghulu Ulama dan Wali
Sayyid Ali Zainal Abidin namanya. Dikenal luas sosok ulama yang sangat mengagumkan. Paket komplit, hampir sulit mencari celah buruknya.
Namanya singkat, yakni Ali. Gelarnya Zainal Abidin, artinya hiasan para ahli ibadah. Ia adalah putra Sayyidina Husein, cucu Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Berarti, Sayyid Ali Zainal Abidin adalah cicit Nabi Muhammad SAW.
Laku hidupnya sangat istimewa, anak turunnya menjadi ulama besar bahkan sampai saat ini. Ia adalah penghulu para ulama dan para wali.
Maqom Imam Haddad dan ditulis Al-Habib As-Sayyid ‘Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad, dijelaskan tentang sosok cicit Nabi Muhammad SAW ini.
Imam Al-Haddad, sapaan akrab penulis, mengisahkan leluhurnya yakni Imam Ali Zainal Abidin yang dikenal sangat dahsyat ibadahnya, luas ilmunya dan sangat dermawan kepada siapa saja.
Berikut ini keistimewaan Imam Ali Zainal Abidin (38-95 H) yang sangat menggetarkan hati.
1. Imam Ali Zainal Abidin sosok ulama yang kaya raya, sehingga mampu menanggung biaya hidup kurang lebih 100 orang keluarganya.
2. Ketika dihutangi, beliau tak pernah nagih hutang itu.
3. Ketika dipinjami tak pernah memintanya kembali.
4. Ketika berjanji pada manusia, tidak makan dan minum sebelum menepati janjinya.
5. Ketika punya kebutuhan, selalu memakai uang sendiri; enggan menerima bantuan keuangan orang lain.
6. Ketika haji dan berperang, tak pernah sekalipun memukul tunggangannya.
7. Dalam soal ibadah, beliau shalat sunnah sehari semalam, seribu rekaat! Subhanallah. Karena itu, beliau diberi gelar As-Sajjad (ahli sujud).
Masih banyak keistimewaan Imam Ali, sungguh luar biasa. Dari jalur beliau ini, lahirlah para wali dan ulama yang luar biasa. Para wali songo di Jawa, jalur nasabnya sampai kepada Imam Ali Zainal Abidin.
Imam Ali Zainal Abidin wafat di Madinah pada tanggal 18 Muharram 94 Hijriyah. Beliau dimakamkan di Baqi', tidak jauh dengan makam pamannya, yakni Sayyid Hasan bin Ali. Beliau wafat meninggalkan 11 orang putra dan 4 orang putri. Warisan yang ditinggalkannya kepada anak turunnya adalah ilmu, kezuhudan dan ibadah.
Dalam konteks yang lain, Imam Al-Hadda juga mengisahkan cucu Imam Ali Zainal Abidin, yakni Sayyid Ja’far Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhum (83-148 H).
Seperti lazimnya para ulama dahulu yang suka saling meminta wasiat/wejangan pada alim lainnya. Ketika Imam Sufyan Ats-Tsauri (96-161 H), yang waktu itu menjadi salah seorang ulama fiqih dan tasawuf terkemuka pada jamannya, saat itu bertemu dengan Sayyid Ja’far Shadiq. Beliau meminta wejangan darinya.
Cucu Imam Ali itu berkata:
“Andai Allah memberi Anda nikmat, suka dan berdoalah agar nikmat tersebut senantiasa melekat pada Anda. Lalu, perbanyak ucapan alhamdulillah diselingi syukur atas segala nikmat dari Allah SWT sebagaimana firmannya:
لئن شكرتم لئزيدنكم
"Jika kamu sekalian bersyukur maka akan Aku tambah nikmatku." (QS. Ibrahim ayat 7).
Dan ketika rezeki Anda terasa seret, perbanyaklah istighfar. Sebab Allah sudah berfirman:
استغفروا ربكم إنه كان غفارا
"Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu. Sungguh! Dia Maha Pengampun." (QS. Nuh ayat 10).
Ketika perkara Sultan (Raja/Presiden/Pemerintahan) atau lainnya menyusahkan Anda, perbanyaklah baca: Laa haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil adzim (Dan Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung), karena kalimat itu adalah kunci kebahagiaan, dan salah satu harta simpanan surga.”
Itulah kisah mengesankan dalam kitab Da’watut-Tammah karya Imam Al-Hadda yang tertera pada halaman 62. Semoga memberikan manfaat buat kita semua.
Belum ada Komentar untuk "Kaya Raya Tiap Hari Shalat Seribu Rakaat, Rahasia Hidup Cucu Nabi yang Jadi Penghulu Ulama dan Wali"
Posting Komentar