Karomah Guru Tretetet: Buruh Ditertawain Tak Punya Duit Mau Haji, yang Terjadi Tak Terduga, KAGET Semua
Guru Tretetet bukan orang biasa. Warga Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) punya kesan mendalam dengan sosok ulama satu itu.
Jejak-jejak hidup Guru Tretetet menjadi teladan hidup tentang kebijaksanaan, kesantunan, dan kedermawanan.
Guru Tretetet selalu tampil biasa, tak disangka sebagai sosok ulama.
dikisahkan Guru Tretetet punya kisah bersama seorang buruh yang miskin, tapi punya cita-cita mulia ingin melihat ka'bah.
Tersebutlah seorang buruh tani asal Dasan Geres, Lombok Timur. Ia ingin sekali melihat menemui ka'bah. Majikannya sendiri (asal Pohgading) akan berangkat haji lagi tahun ini.
Dengan penghasilan sebagai buruh, mungkin seratus tahun lagi ia bisa pergi haji. Tapi suatu hari, tanpa sengaja ia bertemu Tuan Guru Tretetet di jalan.
Tiba-tiba Tuan Guru berseru dan menunjuk mukanya : "Haji kamu, haji. Allah".
Si buruh ternganga. Tapi Tuan Guru bahkan memintanya roah (selamatan). Dalam keadaan ragu luar biasa, ia memberitahu istri dan timbullah kepanikan.
Bagaimana mau roah (selamatan), kalau untuk makan besok siang saja tidak ada ?? Tapi mereka memutuskan untuk tetap mengundang keluarga dan tetangga, sambil menahan malu.
Esok paginya, Tuan Guru datang bersama beberapa orang yang membawa sapi, beras, dll.
"Gorok sapi ini, gorok. Haji kamu. Allah", kemudian beliau pergi.
Si buruh mengundang lebih banyak orang lagi. Berbilang waktu setelah majikannya berangkat ke Mekkah, si buruh masih di desa. Gunjingan sudah menyebar, menertawainya, menyebutnya mulai sakit jiwa karena terobsesi naik haji tapi tidak sadar diri sebagai orang miskin.
Tapi saat putus asa hampir menguasai sepenuhnya, Tuan Guru muncul di muka rumahnya dan memenuhi janji.
"Berangkat kamu. Allah".
Si buruh tidak lantas gembira karena oleh Tuan Guru ia malah dibawa ke kebun singkong. Si buruh pasrah, terutama ketika Tuan Guru menyuruhnya tidur di gubuk. Si buruh memejamkan mata, patuh dan tidur.
Ketika terjaga, entah bagaimana ia sudah berada di Kota Suci Mekkah. Si buruh melongo. Untuk memastikan dirinya tidak bermimpi, si buruh meminta izin Tuan Guru untuk mencari majikannya
Tuan Guru Tretetet menunjukkan tempat majikannya, tapi ia sendiri enggan diketahui. Si buruh diminta untuk menjaga rahasia keberadaan Tuan Guru. Si Buruh menyanggupi.
Ketika disambangi buruhnya yang lapuk, giliran si majikan yang melongo. "Kamu ni ??".
"Inggih Bapak".
"Tetu kamu ni (ini betulan kamu) ??".
"Tetungku Bapak (betul, bapak)".
"Sai kancem (kamu sama siapa) ??".
"Ndeqku kanggo becerite (saya ndak boleh cerita)".
Sebanyak tiga kali si buruh menemui majikannya. Ia sempat pula pamit pada si majikan setelah lunas seluruh proses haji. Si buruh pulang dengan proses yang sama, yakni tidur dan tiba-tiba sudah di kebun singkong saja.
Tuan Guru Tretetet berseru riang ketika ia terbangun : "Sekarang namamu Muhammad Soleh, Terima hajimu, Mabrur, Allah".
Lantas, Muhammad Soleh diminta memakai jubah. Seumur-umur tidak pernah ia berjubah.
Ketika pulang ke kampung, tetangga menertawainya. Semakin menjadi-jadilah gunjingan itu. Malu betul dia. Sampai akhirnya, ketika si majikan pulang ke Lombok dan mengadakan tasyakuran, si majikan menuturkan pertemuannya dengan si buruh di Mekkah sebanyak tiga kali.
"Hebat, sang walin Neneq kancen lalo (hebat, mungkin dia pergi bersama waliyullah)".
Gegerlah orang-orang di kampung itu karena pengakuan si majikan tersebar.
Di kemudian hari, si buruh bahkan dianggap sebagai waliyullah dan dipertuan-gurukan dengan nama: Tuan Guru Haji Muhammad Soleh.***
Belum ada Komentar untuk "Karomah Guru Tretetet: Buruh Ditertawain Tak Punya Duit Mau Haji, yang Terjadi Tak Terduga, KAGET Semua"
Posting Komentar